PROFESI PETANI NTT DIHINA; JAGUNG, BUKAN TANAMAN BERMARTABAT - Ende GSP
Ende Berita :
Home » » PROFESI PETANI NTT DIHINA; JAGUNG, BUKAN TANAMAN BERMARTABAT

PROFESI PETANI NTT DIHINA; JAGUNG, BUKAN TANAMAN BERMARTABAT

Saat ini ada kalangan tertentu di NTT menilai bahwa jagung adalah tanaman yang tidak bermartabat. Walau orang itu tahu bahkan juga menjadi bagian dari jagung, karena makanan pokok orang NTT itu salah satunya jagung , selain umbi-umbian. Hal ini disampaikan Gubernur NTT Frans Lebu Raya pada pengarahannya di depan Bupati dan sejumlah pejabat teras Kabupaten Ende, tokoh masyarakat dan PNS, Rabu 17 April 2013, terkait pelantikan Sekretaris Daerah Kabupaten Ende, drg.Dominikus Minggu,M.Kes. “Sungguh sangat disesalkan jika ada orang NTT menilai kalau jagung itu tanaman dan makanan yang tidak bermartabat” kata Lebu Raya dengan nada serius. Menurut Lebu Raya, ia sendiri merupakan salah seorang warga NTT yang hidup dari, oleh dan dengan jagung. Tetapi jagung itulah yang membuat dirinya bisa menjadi Gubernur. Ia mengharapkan agar masyarakat khususnya orang-orang tertentu di NTT ini jangan melecehkan profesi leluhur sebagai petani dengan mengatakan jagung tidak bermartabat. Kata Gubernur, melihat jagung itu jangan hanya dari sisi harafia belaka. Lihatlah dari nilai dan kandungan gizi yang ada di dalamnya. Karena nilai dan kandungan gizi yang ada tidak kalah dengan beras dan bahan makanan lainnya, terutama karbohidrat. Masyarakat petani NTT harus mendapat tempat yang tinggi dan harus dihormati. Sebab dengan kelelahan, jeri payah bisa menghasilkan jagung, pisang dan ubi-ubian yang bernilai gizi dan menjadi makanan pokok. Gubernur menghimbau segenap warga masyarakat NTT khususnya di Kabupaten Ende agar jadikan pangan lokal sebagai pangan yang bermartabat dan jangan jadi manusia yang menghina eksistensi dan kemanfaatan tanaman bahan makanan lokal. Terkait dengan tanaman dan bahan makanan lokal, di kabupaten Ende sendiri sudah ada Gerakan Swasembada Pangan/GSP. Pelaksanaan GSP dari tahun ke tahun menunjukan keberhasilan. Masyarakat saat ini, kata Bupati Don Bosco M.Wangge, sudah menjadikan pangan lokal sebagai pangan utama dalam menyajikan menu makanan disetiap kesempatan. Baik itu di rumah maupun dalak suatu acara resmi sekalipun, pangan lokal menjadi primadona. “ Bila dibanding sebelumnya, masyarakat merasa enggan bahkan malu jika menyajikan makanan dengan suguhan pangan lokal yang sudah diformulasi sesuai dengan minat dan selera.namun sekarang justeru sebaliknya, masyarakat berlomba menyajikan pangan lokal pada setiap kesempatan dan jagumng dalam berbagai menu selalu tersaji” kata Bupati Wangge. (elsa-Humas pemkab Ende).-
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Eja Website | Kera Template | Eda Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Ende GSP - Elpas Group
Template Design by Eja Published by Kera Template